The Lifetime Skypiea!
Oleh: Maulana Malik Fikri
|
Pemandangan Dieng :) |
Dieng,
terletak di daerah pegunungan, adalah salah satu daerah paling indah di
Indonesia ini. Disini terdapat tanah yang membentang luas, sebuah tempat yang
sangat subur. Karena itu, tempat ini sangat cocok untuk daerah pertanian.
Karena terletak di daerah pegunungan, tempat ini sangat dingin, bahkan kami
harus mempersiapkan diri dengan mengenakan jaket yang cukup tebal.
|
Saat cuaca cerah :O |
Sebenarnya
kami sudah lama berencana untuk pergi ke Dieng. Dieng sudah sangat terkenal
sebagai lokasi wisata yang menarik. Karena itu, kami memulai perjalanan dari
Banjarnegara, di rumah Zenit. Perjalanan ke Dieng memakan waktu sekitar 3 jam
dengan sepeda motor, melewati daerah Wonosobo. Saat sampai di Dieng, harus saya
akui bahwa Dieng adalah tempat yang sangat dingin, bahkan lebih dingin dari
Tawangmangu. Hal yang menarik adalah, disana terdapat panas bumi, yang mungkin
belum dimanfaatkan secara optimal.
|
Bunga Trompet |
|
Bukit yang berubah menjadi lahan sawah |
Sebenarnya,
terdapat berbagai lokasi wisata menarik di Dieng, dari Telaga Warna, Kawah Sikidang,
Candi Arjuna, serta berbagai tempat menarik lainnya. Namun, saya sarankan
jangan pernah bermain keluar saat cuaca sedang hujan, walaupun gerimis sekalipun.
Karena biasanya hujan di Dieng berlangsung sangat lama, tidak bisa ditebak
kapan akan berhenti. Bahkan Alfamart terasa lebih hangat saat hujan, hehe.. Dan
lagi, biasanya saat hujan kabut akan memenuhi pemandangan sekitar Dieng,
sehingga anda tidak akan dapat menikmati perjalanan di tempat yang sejuk ini.
|
John dan Dinar |
|
Sebuah masjid di Dieng |
Pemandangan
yang biasa terlihat adalah sawah-sawah, yang memenuhi lahan. Karena memang
tanah di Dieng sangat subur, sehingga berbagai tumbuhan dapat berkembang
disini. Buah Carica yang berasal dari Belanda dapat tumbuh di Dieng, yang
menjadi oleh-oleh khas Dieng dan Wonosobo.
|
Suasana ketika berkabut |
Kali
kedua saya ke Dieng dengan John, saat itu cuacanya agak ekstrim, dimana kabut
memenuhi jalanan. Bahkan kami tidak dapat melihat jalan sejauh lima meter di
depan kami. Kami hanya bisa mengira-ngira jalan, juga dengan melihat lampu
mobil dan motor. Saat itu, kami berdua memang berencana untuk jalan-jalan di
Dieng, sembari menginap di rumah Mas Oyan.
|
Dingin yang menusuk ditambah dengan rintikan hujan |
Yah,
itu sedikit cerita mengenai Dieng. Ingin mengetahui lebih lanjut? Tunggu di posting
berikut nya
0 comments:
Post a Comment