Disable Copying

Thursday, February 19, 2015

Berkelana Di Dieng

The Lifetime Skypiea!
Oleh: Maulana Malik Fikri
Pemandangan Dieng :)
Dieng, terletak di daerah pegunungan, adalah salah satu daerah paling indah di Indonesia ini. Disini terdapat tanah yang membentang luas, sebuah tempat yang sangat subur. Karena itu, tempat ini sangat cocok untuk daerah pertanian. Karena terletak di daerah pegunungan, tempat ini sangat dingin, bahkan kami harus mempersiapkan diri dengan mengenakan jaket yang cukup tebal.
Saat cuaca cerah :O
Sebenarnya kami sudah lama berencana untuk pergi ke Dieng. Dieng sudah sangat terkenal sebagai lokasi wisata yang menarik. Karena itu, kami memulai perjalanan dari Banjarnegara, di rumah Zenit. Perjalanan ke Dieng memakan waktu sekitar 3 jam dengan sepeda motor, melewati daerah Wonosobo. Saat sampai di Dieng, harus saya akui bahwa Dieng adalah tempat yang sangat dingin, bahkan lebih dingin dari Tawangmangu. Hal yang menarik adalah, disana terdapat panas bumi, yang mungkin belum dimanfaatkan secara optimal.
Bunga Trompet
Bukit yang berubah menjadi lahan sawah
Sebenarnya, terdapat berbagai lokasi wisata menarik di Dieng, dari Telaga Warna, Kawah Sikidang, Candi Arjuna, serta berbagai tempat menarik lainnya. Namun, saya sarankan jangan pernah bermain keluar saat cuaca sedang hujan, walaupun gerimis sekalipun. Karena biasanya hujan di Dieng berlangsung sangat lama, tidak bisa ditebak kapan akan berhenti. Bahkan Alfamart terasa lebih hangat saat hujan, hehe.. Dan lagi, biasanya saat hujan kabut akan memenuhi pemandangan sekitar Dieng, sehingga anda tidak akan dapat menikmati perjalanan di tempat yang sejuk ini.
John dan Dinar
Sebuah masjid di Dieng
Pemandangan yang biasa terlihat adalah sawah-sawah, yang memenuhi lahan. Karena memang tanah di Dieng sangat subur, sehingga berbagai tumbuhan dapat berkembang disini. Buah Carica yang berasal dari Belanda dapat tumbuh di Dieng, yang menjadi oleh-oleh khas Dieng dan Wonosobo.
Suasana ketika berkabut
Kali kedua saya ke Dieng dengan John, saat itu cuacanya agak ekstrim, dimana kabut memenuhi jalanan. Bahkan kami tidak dapat melihat jalan sejauh lima meter di depan kami. Kami hanya bisa mengira-ngira jalan, juga dengan melihat lampu mobil dan motor. Saat itu, kami berdua memang berencana untuk jalan-jalan di Dieng, sembari menginap di rumah Mas Oyan.
Dingin yang menusuk ditambah dengan rintikan hujan
Yah, itu sedikit cerita mengenai Dieng. Ingin mengetahui lebih lanjut? Tunggu di posting berikut nya 

0 comments: