Disable Copying

Thursday, September 1, 2016

Serat Wedhatama

“A Guide Towards Spiritual Life”
Oleh: Maulana Malik Fikri
Sumber Gambar: Koleksi Pribadi
            Serat Wedhatama adalah sebuah kitab kecil, yang berisi sajak-sajak seperti puisi, gaya penulisannya mirip dengan kitab Jayabaya, dibuat oleh Sultan Mangkunegaran IV. Dan seperti kitab Jayabaya, Serat Wedhatama juga mengandung nasihat-nasihat bagi orang-orang yang membacanya. Namun bedanya, kali ini bukan sekedar nasihat yang diberikan, namun juga cara untuk melihat tiga dunia. Jika ditilik dari sejarah, dapat kita lihat bahwa pada masa Sultan Mangkunegaran IV inilah masa kejayaan Kerajaan Mangkunegaran memuncak dari segi ekonomi, sosial dan kebudayaaan. Namun, masih dalam perdebatan mengenai hubungannya dengan Belanda.

            Pada dasarnya, isi dari Serat Wedhatama adalah cara untuk membedakan mana orang yang berilmu dan mana yang tidak. Untuk mencapai ilmu manunggal, terdapat 4 macam sembahyang, yaitu sembahyang raga, sembahyang cipta, sembahyang jiwa dan sembahyang rasa. Masing-masing memiliki tingkatannya sendiri, namun menurut saya pribadi hal ini sangat mirip dengan tingkatan syariat-tarekat-hakikat-makrifat.

            Ajaran sembahyang diatas sangat penting untuk mencapai ilmu manunggal, terutama bagi mereka yang ingin mencari Tuhan. Tiap tingkatan memiliki syarat masing-masing dan sebelum anda mendapatkan petunjuk Tuhan, anda tidak akan sanggup naik tingkat. Pembersihan jiwa dan hati adalah hal yang paling penting, terutama dalam mengekang hawa nafsu serta amarah. Sebelum mencapai tahap hakekat (sembahyang jiwa), yaitu ada diantara sadar dan tidak sadar, anda akan sanggup memasuki dunia lain, dan jika anda diperbolehkan maka anda akan melihat tiga dunia berbeda. Namun, harus berhati-hati jikalau anda tidak kembali ke raga.

            Jikalau anda sudah mencapai tahap akhir makrifat (sembahyang rasa), maka anda dapat melihat dunia ini dengan sudut pandang berbeda, melihat bagaimana alam bekerja. Selain itu, anda sudah mulai bisa mendengar suara yang berbisik dalam hati, maka ikutilah suara itu, terutama yang menunjuk pada kebenaran.

            Perlu diketahui bahwa tiap proses sangat sulit, dan jika anda menuruti hawa nafsu maka anda akan gagal. Dan jikalau anda menemukan orang yang dapat mencapai tingkatan ini, ikutilah dia, karena besar kemungkinan dia termasuk orang-orang yang benar, dimana tirainya telat disingkapkan oleh Tuhan. Dalam Kitab Jayabaya, orang-orang ini, yang berbicara serta berbuat benar, diberikan gelar dewa. 

0 comments: