Disable Copying

Find it in Pantai Menganti!

A beach paradise full of unknown wonders :)

Waduk Mrica

Great photos, great pictures, great moments :)

@Banyumas

Look down there, there might be lives living in peace :)

Candi Prambanan

Indonesia's exclusive paradise for archeological adventures.

6th Sainsation

An exciting English Debate Competition in UNSOED Engineering Faculty!

Tuesday, February 24, 2015

My Top 10 Photography

Part A
Category: Flower
Oleh: Maulana Malik Fikri
Posting kali ini memiliki kategori baru, yaitu mengenai fotografi. Saya sengaja membuat kategori baru ini, untuk menunjukkan minat saya dalam hal fotografi. Belum sekeren para expert yang dengan canggih mengambil berbagai gambar dari berbagai sudut yang indah. Namun, semoga foto-foto karya saya ini dapat memanjakan para pembaca. Meskipun kebanyakan foto yang ada dalam blog ini adalah foto-foto yang telah saya ambil sendiri, saya merasa bahwa ada beberapa foto yang belum masuk dalam beberapa cerita saya. Well, hope you enjoy the show!
Tawangmangu
Entah bisa disebut bunga atau bukan, karena menurut saya sendiri ini adalah bunga yang kecil, hehe.. Saya juga tidak tahu jenis bunga ini, namun ini terdapat cukup banyak dalam hutam lindung maupun sawah. Saya sendiri mengambil gambar ini saat berada di Tawangmangu, kemudian saya sharpen dengan photoshop agar gambarnya terlihat lebih jelas. 
Ungaran
Mungkin kalian pernah melihat foto ini dalam post saya mengenai Ungaran. Tidak jauh berbeda dengan foto diatas bukan? Namun, disini bunganya terlihat lebih mekar. Mungkin karena perbedaan iklim atau kondisi tanah, atau karena memang pada dasarnya bunga ini berbeda dengan yang diatas, meskipun sepintas sangat mirip. Apapun itu, bunga ini tetaplah indah di mata saya.
Surakarta
Yah, mungkin kalian sering melihat bunga ini. Saya mengambil foto ini di belakang rumah mbah saya, dimana disana masih banyak kupu-kupu dan berisi semacam kebun timun. Memang, kehadiran bunga ini cukup menarik perhatian saya, yang tumbuh diantara rerimbunan kebun timun tersebut. Cirinya yang berkerut memberikan sensasi tersendiri, wkwk..
Dieng
Seperti yang kalian lihat, bunga ini belum mekar. Namun kalian dapat membayangkan bagaimana bentuk bunga ini ketika mekar kan? Pasti indah sekali. Ini adalah salah satu bunga yang terdapat di taman dekat Candi Arjuna, Dieng. Saya mengambilnya saat sedang jalan-jalan bersama teman kuliah saya.
Gunung Plana
Bunga cantik satu ini saya ambil saat sedang berjalan di sekitar Gunung Plana. Saat itu, kami memang sedang berburu jasper, hehe.. dan kemudian saya mengambil foto ini. Ciri bunga ini sangat berbeda dengan bunga-bunga lain pada umumnya, dan mungkin hanya dapat kalian lihat di habitat tertentu, seperti hutan.
Dieng
Sekali lagi, bunga ini saya ambil di sekitar kawasan Candi Arjuna, Dieng. Banyak yang mengatakan bahwa ini adalah Dandelion, dan kebanyakan orang memetik bunga ini kemudian meniupnya, melihat spora-spora bunga tersebut menyebar terbawa angin. Bunga yang cukup unik dan cantik di daerah ini.
Ungaran
Lain lagi dengan semacam Dandelion yang saya temukan di sekitar sawah, Ungaran. Memang mirip, namun kalian dapat melihat perbedaannya bukan dari gambar diatas? Wkwk, hidup memang penuh dengan berbagai macam misteri, termasuk bunga Dandelion ini. :)
Surakarta
Ini adalah bunga yang cukup umum untuk ditemui. Hampir ditemukan dalam berbagai tempat di Indonesia, dengan berbagai warna. Saya mengambil foto ini di Kalioso, saat cuaca sangat panas dan terang.
Dieng
Bunga yang entah bagaimana mirip dengan kecambah ini menarik perhatian saya. Karena baru kali ini saya menjumpai bunga ini. Entah mengapa, saya melihat bahwa bunga ini cukup lucu. Diambil di sekitar kawasan Candi Arjuna, Dieng.
Tawangmangu
Bunga megah satu ini dapat kalian temukan di kawasan Tawangmangu, di dalam area hutan. Disini, kalian dapat menemukan buah beri liar yang berwarna merah segar. Juga adanya candi misterius yang tidak terurus. Karena terlalu sibuk, saya belum ada waktu untuk membuat posting mengenai Tawangmangu, hehe..

Yah, itulah 10 foto terbaik saya untuk saat ini. Masih ada berbagai foto lainnya yang dapat kalian nikmati, maka jangan bosan-bosan untuk terus mengunjungi blog ini. See you in the next episode!


Thursday, February 19, 2015

Telaga Warna

A Lake of Light is sure full of Colors
Oleh: Maulana Malik Fikri
Kelompok Trip kali ini
Disini, kami melihat keindahan sebuah danau yang memiliki warna yang indah, bercampurkan kuning, hijau, dan biru, yang dikenal sebagai Telaga Warna. Perubahan warna yang terjadi di danau ini kemungkinan adalah karena adanya kandungan sulfur ataupun karena adanya bakteri serta alga dalam danau tersebut, sehingga saat terkena sinar matahari akan memancarkan warna-warna campuran tersebut. Tentunya, melihat danau ini harus dalam keadaan cuaca yang cerah, agar dapat menikmati panorama alam Telaga Warna.
Pemandangan Telaga Warna
Dilihat dari sudut lain
Kesegaran alam yang luas, disertai dengan pemandangan awan dan bukit menjadikannya tempat eksotis bagi wisatawan. Para pengunjung tentu tidak akan melewatkan waktu untuk sekedar berfoto di tempat ini. Secara umum, tempat ini cukup terkelola, namun masih banyak potensi yang harus dikembangkan. Misalnya, seperti tempat untuk berteduh, ataupun tempat sampah. Pastinya, masih banyak lagi lokasi foto disini, sehingga para fotografer dapat mengembangkan keahliannya mengenai fotografi alam disini.
Dengan Tya dan John
Kalian juga dapat menyewa seorang guide untuk menceritakan mengenai tempat ini. Entah mengapa disini juga terdapat sebuah monument patung Gajahmada. Mungkin dulu tempat ini memiliki kaitannya dengan sejarah. Selain itu, ada sebuah makam menarik, yang kemungkinan adalah makam orang yang hebat di jaman dulu. Hal ini sekilas saya lihat melalui gelar dari nama makam tersebut. Namun, adanya wewangian dan mungkin sesajen, memperlihatkan bahwa kawasan ini memiliki nilai spiritual yang kuat, besar kemungkinan juga digunakan untuk pesugihan serta adat lainnya.
Spot foto yang bagus :D
Udah kayak Holy Pillow? Wkwkwk..
Disini juga ada gua tempat bertapa. Konon, gua itu pernah menjadi tempat pertapaan bagi presiden-presiden di Indonesia, seperti SBY, Soeharto, dsb. Namun, tidak sembarang orang boleh masuk, kecuali diizinkan oleh guru kunci gua itu. Entah apakah ini benar atau tidak, yang jelas saat itu – even in only a flash of vision -  saya melihat bahwa tempat tersebut dijaga oleh dua ekor singa. Memang banyak nilai mistis di tempat ini, namun saya cukup puas melihat keindahan alam ini. Saya juga yakin daerah Dieng ini pernah menjadi bagian dari sebuah kerajaan yang besar, karena masih terdapat legenda kerajaan di tempat ini.
Foto iseng #Abaikan, dengan sedikit editan hehe..
Wali, dengan Patung Gajahmada
Sebuah patung di depan gua pertapaan
Itulah sedikit cerita mengenai Telaga Warna. Masih banyak tempat lain yang anda dapat kunjungi, dan ini adalah salah satunya. Siap untuk perjalanan berikutnya? Jangan lewatkan cerita saya nanti :D

Berkelana Di Dieng

The Lifetime Skypiea!
Oleh: Maulana Malik Fikri
Pemandangan Dieng :)
Dieng, terletak di daerah pegunungan, adalah salah satu daerah paling indah di Indonesia ini. Disini terdapat tanah yang membentang luas, sebuah tempat yang sangat subur. Karena itu, tempat ini sangat cocok untuk daerah pertanian. Karena terletak di daerah pegunungan, tempat ini sangat dingin, bahkan kami harus mempersiapkan diri dengan mengenakan jaket yang cukup tebal.
Saat cuaca cerah :O
Sebenarnya kami sudah lama berencana untuk pergi ke Dieng. Dieng sudah sangat terkenal sebagai lokasi wisata yang menarik. Karena itu, kami memulai perjalanan dari Banjarnegara, di rumah Zenit. Perjalanan ke Dieng memakan waktu sekitar 3 jam dengan sepeda motor, melewati daerah Wonosobo. Saat sampai di Dieng, harus saya akui bahwa Dieng adalah tempat yang sangat dingin, bahkan lebih dingin dari Tawangmangu. Hal yang menarik adalah, disana terdapat panas bumi, yang mungkin belum dimanfaatkan secara optimal.
Bunga Trompet
Bukit yang berubah menjadi lahan sawah
Sebenarnya, terdapat berbagai lokasi wisata menarik di Dieng, dari Telaga Warna, Kawah Sikidang, Candi Arjuna, serta berbagai tempat menarik lainnya. Namun, saya sarankan jangan pernah bermain keluar saat cuaca sedang hujan, walaupun gerimis sekalipun. Karena biasanya hujan di Dieng berlangsung sangat lama, tidak bisa ditebak kapan akan berhenti. Bahkan Alfamart terasa lebih hangat saat hujan, hehe.. Dan lagi, biasanya saat hujan kabut akan memenuhi pemandangan sekitar Dieng, sehingga anda tidak akan dapat menikmati perjalanan di tempat yang sejuk ini.
John dan Dinar
Sebuah masjid di Dieng
Pemandangan yang biasa terlihat adalah sawah-sawah, yang memenuhi lahan. Karena memang tanah di Dieng sangat subur, sehingga berbagai tumbuhan dapat berkembang disini. Buah Carica yang berasal dari Belanda dapat tumbuh di Dieng, yang menjadi oleh-oleh khas Dieng dan Wonosobo.
Suasana ketika berkabut
Kali kedua saya ke Dieng dengan John, saat itu cuacanya agak ekstrim, dimana kabut memenuhi jalanan. Bahkan kami tidak dapat melihat jalan sejauh lima meter di depan kami. Kami hanya bisa mengira-ngira jalan, juga dengan melihat lampu mobil dan motor. Saat itu, kami berdua memang berencana untuk jalan-jalan di Dieng, sembari menginap di rumah Mas Oyan.
Dingin yang menusuk ditambah dengan rintikan hujan
Yah, itu sedikit cerita mengenai Dieng. Ingin mengetahui lebih lanjut? Tunggu di posting berikut nya 

Sejarah Kitab-Kitab Suci

Believing your Belief!
Oleh: Maulana Malik Fikri
Sumber Gambar: Koleksi Pribadi
Buku karya Muklisin Purnomo ini akan memberikan sebuah pengalaman menarik dalam memahami teologi, terutama tentang agama-agama samawi yang terbatas pada Taurat, Injil, dan Al-Qur’an. Dengan menelusuri buku ini, anda dapat memahami secara jelas dan terperinci mengenai sejarah turunnya agama tersebut, yang meliputi kondisi geografis dan budaya sosial masyarakat saat itu.
Secara umum, buku ini merangkum sejarah kitab-kitab suci, sekaligus memberikan biografi singkat mengenai penulis, pengumpul, maupun isi kitab suci tersebut. Disini, penulis memberikan fakta dari berbagai sudut pandang, dan tetap berusaha netral dalam menentukan suatu konflik perihal agama. Bacaan yang sangat pas bagi mereka yang ingin mempelajari agama lain.

Beberapa fakta menarik yang diberikan buku ini dapat terlihat saat penulis mengemukakan sejarah Taurat. Meliputi berbagai macam kerajaan yang turun temurun dalam lembah Mesir, diiringi dengan berbagai penaklukan dari negeri lain, hingga masa penjajahan Bani Israel, sejarah yang dituturkan dalam buku ini cukup menjadi bahan pertimbangan bagi pembaca. Selain itu, adanya sebutan Tuhan yang Esa dalam Mesir kuno, yaitu Aton, yang bukan merupakan bulan maupun matahari, telah sangat mengambil perhatian saya. Mungkinkah sebutan Tuhan bermacam-macam, tergantung pada bahasa, budaya, dan lingkungan penduduk yang ada di sekitarnya?

Buku ini akan menjadi pendahuluan yang menarik bagi mereka yang ingin mempelajari agama-agama. Terus terang, buku ini memberikan rincian menarik, sekaligus memberikan inspirasi agar tetap netral dan toleran terhadap kepercayaan orang lain. Penulis pun telah mengambil dari berbagai sumber, yang mungkin dapat menjadi renungan tersendiri bagi yang membaca.

Career Success Without A Real Job

A Fine Line of Dream and Reality
Oleh: Maulana Malik Fikri
Sumber Gambar: Koleksi Pribadi
Harus saya akui, bahwa buku karya Ernie J. Zelinski ini adalah salah satu buku paling revolusioner — Yang entah mengapa memang sangat cocok dengan selera saya. Buku ini membahas berbagai hal tentang pekerjaan, dan memiliki berbagai tips dalam mengejar pekerjaan tidak nyata. Dalam buku ini tertera juga pengalaman hidup Mr.Zelinski sendiri, bagaimana ia mulai bangkrut dan berhutang dalam perjuangan untuk menerbitkan bukunya, hingga akhirnya ia menjadi seorang penulis yang sukses dan diakui oleh khalayak. Sebelum menjadi penulis sukses seperti sekarang, Mr. Zelinski memiliki banyak kesulitan untuk menerbitkan bukunya sendiri (karena berbagai alasan), yang membutuhkan waktu hingga 5 tahun lamanya untuk memasarkan buku pertamanya yang berjudul “The Joy of Not Working”. Selain itu, ia tidak mendapat dukungan, bahkan mendapatkan kecaman dari beberapa pihak karena bukunya memiliki ide-ide yang pada dasarnya berlawanan dengan keyakinan masyarakat zaman ini.

Oya, di buku ini kalian akan belajar cara menggunakan kreativitas kalian. Ingatlah, ide-ide kalian adalah harta terbesar kalian — Hal mahal yang akan membawa kalian kepada kesuksesan. Terdapat berbagai kisah orang sukses yang menggunakan kreativitasnya agar pekerjaannya membuahkan hasil, yang akan memukau wawasan kalian. Sebagai contoh, untuk memasarkan sebuah produk, kalian harus menggunakan cara yang kreatif. Memasarkan sebuah produk tidaklah mudah, dan jika kalian ingin menyewa seorang ahli pemasaran, biayanya tidak akan murah. Dari sini, kalian harus memikirkan cara yang paling efektif untuk membuat orang-orang membeli produk anda. Pemasaran yang paling efektif adalah pendekatan berita dari mulut ke mulut, tetapi sangat tidak mudah untuk melakukan hal ini. Berpikirlah se-kreatif mungkin, and BE SMART!

Wednesday, February 18, 2015

Ramalan Jayabaya

A Piece of Myth and Legend?
Oleh: Maulana Malik Fikri
Sumber Gambar: Koleksi Pribadi
Buku Ramalan Jayabaya ini dibuat oleh S. Marwoto. Memang kurang diketahui sosok latar belakang penulis, namun dilihat dari daftar pustakanya, saya yakin sang penulis memiliki banyak ilmu tentang budaya sastra Jawa. Harus saya akui bahwa saat ini sastra-sastra Jawa tergolong langka, hal ini karena perubahan jaman serta sistem pendidikan yang memaksa masyarakat Jawa untuk lebih mengejar ilmu sains. Padahal, dalam sastra Jawa terkandung berbagai nilai-nilai kesusilaan yang sangat baik untuk dipelajari. Selain itu, sastra Jawa juga memberikan gambaran tentang sejarah Indonesia pada masa-masa kerajaan. Dalam buku ini, sang penulis memberikan berbagai kisah sastra Jawa yang ia ambil dari berbagai sumber. Disini, sang penulis lebih menekankan pada karya-karya sastra Sri Aji Jayabaya, yang konon katanya adalah raja pertama di nusantara ini.

Buku ini memang penuh dengan mitos, di awali dengan kisah Ranggawarsita yang perkasa. Ranggarwasita sudah menjadi kisah rakyat yang melegenda, sastra-sastra Jawa terus menerus memuji kepandaiannya. Setelahnya, sang penulis memaparkan tentang Raja Jayabaya, latar belakangnya serta sastra-sastra karyanya (atau minimal yang berhubungan dengannya). Disini sangat terlihat bahwa sang penulis sangat memberikan penekanan pada karya sastra yang konon di tulis oleh Raja Jayabaya sendiri, yang disebut sebagai Jangka Jayabaya.

Sebenarnya, isi dari Jangka Jayabaya itu bukan hanya memuat tentang ramalan di masa depan, tetapi juga memberikan sedikit cuplikan sejarah, memberikan kisah-kisah, serta memberikan nasihat bagi orang-orang yang membacanya. Disini juga dijelaskan tentang berbagai hal, mengenai hukum-hukum, hubungan antara Tuhan dan manusia, cara membedakan manusia biasa, manusia buruk, dan manusia baik (yang diberi gelar “Dewa”), serta ilmu semesta. Bagi mereka yang tertarik pada sastra-sastra Jawa, buku ini dapat menjadi referensi yang memuaskan.

Tuesday, February 17, 2015

Keraton Mangkunegaran

The Survival of a Culture
Oleh: Maulana Malik Fikri
Your first scene :0
Saat pulang, saya beserta Nasir dan Aris mengunjungi salah satu keraton yang berada di Solo, Jawa Tengah. Keraton ini masih ditinggali oleh seorang sultan, dan atas izinnya, menjadi salah satu cagar budaya. Sama seperti tempat-tempat lainnya, Keraton ini juga dianggap sakral. Masih banyak adat yang dilestarikan disini. Bagian depan Keraton ini berupa lapangan besar, dikelilingi oleh tembok-tembok tinggi. Kemudian di dalamnya, kami disambut dengan aula yang luas, serta tempat guide. Disini para pengunjung diberikan guide, dan harus membayar tarif masuk.
Lebih sangar yang mana? Hehe..
Nasir dengan singanya
Aris with his pose :@
Guide yang kami dapatkan pada saat itu masih muda, mungkin masih SMA. Karena itu kami dengan cepat akrab, dengan beberapa senda gurau. Di bagian aula yang luas, biasanya digunakan sebagai tempat bermain alat musik tradisional dan menari. Mungkin untuk menyambut tamu. Terdapat berbagai hiasan di pilar-pilar serta atap aula, dan banyak patung singa yang dibuat disekitar aula ini. Di area ini, kami masih diizinkan berfoto.
Perhatikan lambang ini baik-baik
Kotak penyimpanan khas Jawa
Saat masuk ke bagian dalam, kami dapat melihat kasur sultan, mewah dengan hiasan tradisional, namun agak berbeda dengan adat Palembang. Disini, kami melihat adanya sesajen yang diberikan pada acara-acara khusus. Di area ini, kami dilarang berfoto, karena dianggap sebagai sesuatu yang pribadi. Seperti biasa, disekitar bagian ini, terdapat berbagai barang-barang mewah yang di dapat sultan sebagai hadiah. Diantaranya adalah perhiasan, guci, pernak-pernik, bahkan senjata.
My Lady :@
Khas Eropa :O
Senjata yang terlihat pada umumnya adalah pedang, pisau, samurai dan tombak. Entah mengapa tidak terdapat busur dan panah di tempat ini. Disini juga terdapat perhiasan bagi penari, berupa emas sebesar 24 karat. Memang, pada dasarnya di tempat ini lebih banyak hadiah dari Kerajaan Belanda daripada negara-negara lain, yang diberikan kepada Sultan Mangkunegaran IV, yang disebut-sebut sebagai masa kejayaan Mangkunegaran.
Perhatikan Lambang ini
Sebuah Arca
Keluar dari ruangan tersebut, kami melihat berbagai patung kuno, serta beberapa uang serta karya kuno, yang sangat mirip dengan yang ada di Pasar Triwindu. Tatanan lantai sudah tidak mencerminkan adat jawa lagi, mungkin lebih kepada seni Eropa. Tidak diragukan lagi bahwa ini adalah tempat yang cukup menarik untuk belajar sejarah serta adat budaya Jawa. 

Fieldtrip Geologi Dasar dan Mineralogi

Contour's First Fieldtrip
Oleh: Maulana Malik Fikri
Foto Angkatan Geologi 2013
Cerita kali ini adalah saat pertama kali melakukan fieldtrip pada masa perkuliahan. Seperti biasa, saya selalu senang ketika mendengar kata “fieldtrip”, karena itu berarti kami akan jalan-jalan. Namun, yang tidak saya tahu adalah bahwa kita harus tetap mendengarkan penjelasan dosen sembari membuat catatan, yang kemudian akan menjadi bahan untuk membuat laporan kami. Perjalanan kami kali ini berada di daerah Bobotsari hingga Pemalang, yang tidak jauh dari Purbalingga.
Singkapan Pertama 
Singkapan Batuan Sedimen
Kami mulai mempersiapkan barang-barang kami sebelum hari H, seperti plastik sampel, makanan, sepatu, topi, baju angkatan dan almameter (saat itu belum mendapatkan jahim), serta barang lainnya. Kami dipinjami kompas dan palu geologi dari lab yang telah dipersiapkan oleh asisten. Saat itu, dosen yang menemani kami adalah Pak Siswandi dan Pak Adi Candra. Kami berangkat pagi, mungkin sekitar jam setengah delapan, dari kampus menuju lokasi fieldtrip.
Singkapan Batuan Beku dengan Pak Siswandi
Bis disini memang agak sesak dan kecil, tidak seperti bis di kota-kota besar pada umumnya. Tetapi supirnya cukup cekatan, sering kali ngebut dalam perjalanan, membuat saya tidak bisa tidur di jalan. Lokasi pertama kami adalah di sekitar daerah Bobotsari, dimana kami melihat singkapan batuan sedimen. Disini kami disuruh untuk mendeskripsikan singkapan tersebut, menggambarnya serta menentukan arah utara, mengambil sampel dan mengambil foto. Kegiatan ini juga berlaku pada stopsite lainnya. Setelah mendengar sedikit penjelasan dosen, kamipun langsng berangkat ke stopsite berikutnya.
Meu menerawang batu ini, hehe..

Stopsite kedua adalah singkapan batuan beku, yang terdapat tidak jauh dari lokasi pertama. Seperti biasa, setelah mendeskrip, mengambil foto, dan mendengarkan penjelasan dosen, kami langsung menuju lokasi berikutnya, yang berada di Pemalang. Cuaca pada saat perjalanan berubah, dari yang awalnya panas dan terang, menjadi berawan dan hujan. Akibatnya, kami tidak banyak mendapat informasi mengenai singkapan terakhir di Pemalang. Yang jelas, ini adalah singkapan batuan beku.
Para Asisten Dosen
Yah, seperti itulah kisah fieldtrip pertama saya di geologi Unsoed. Bagaimana dengan kisah fieldripmu? See you in the next article!

Monday, February 16, 2015

Semua Bisa Jadi Pengusaha

First steps that will bring to becoming an Entrepreneur!
Oleh: Maulana Malik Fikri
Sumber Gambar: Koleksi Pribadi
Buku karya Ustadz Yusuf Mansur ini patut memiliki pertimbangan tersendiri. Sekilas, buku ini mengingatkan saya pada buku-buku karya Ippho Santosa, yang banyak menceritakan tentang dahsyatnya sedekah. Tetapi, buku ini tidak berhenti di bagian itu saja. Secara umum, buku ini mengajarkan konsep yang sangat berbeda dari buku-buku entrepreneurship lainnya. Di buku ini, dijelaskan bahwa anda dapat menjadi pengusaha, sekalipun jika anda tidak memiliki ilmu mengenai entrepreneurship. Bagaimana caranya? Dengan hal simpel saja, yaitu berdoa kepada Allah.

Percaya tak percaya, di buku ini terdapat berbagai kisah keajaiban, yang menurut saya sangat memotivasi. Ditambah lagi, bahwa setiap materi yang terdapat di buku ini tidak lepas dari ajaran agama Islam, yang diberikan dengan beberapa rujukan ayat-ayat Al-Qur’an. Buku ini banyak mengajarkan makna doa, syukur dan sabar, terutama dalam menjalankan kewajiban kita, misalnya sholat 5 waktu. Materi sholat ini didukung dengan memberikan tabel sholat sebagai tolak ukur proses ibadah kita (bukan untuk riya’).

Selain itu, ada juga materi tentang dosa, apakah itu dosa kepada Tuhan maupun sesama manusia. Hal menarik dalam materi ini, kita harus benar-benar teliti dalam melirik persoalan hidup, terutama di saat-saat susah, apakah hal tersebut hanya ujian ataukah hal tersebut adalah azab akibat dosa-dosa yang telah kita perbuat. Karena itu, janganlah sekalipun kita menyepelekan dosa, bisa jadi hal itulah yang akan menghambat sukses kita di dunia dan di akhirat.

Overall, buku ini sangat bagus untuk dibaca bagi mereka yang sedang putus asa dalam menghadapi persoalan hidup. Ditambah lagi, dapat menjadi referensi untuk sejenak merefleksikan diri, agar mengambil langkah-langkah yang lebih baik ke depannya.

Ungaran “Sudden” Trip

Every moment has to be cherished
Oleh: Maulana Malik Fikri
Sunset over the mountain
Hingga sekarang, om saya mengidap penyakit kanker yang berbahaya. Dia sudah berobat ke berbagai tempat, bahkan orang pintar pun di datangi. Dari obat-obatan tradisional hingga pijatan khusus, akhirnya ia memilih untuk mengikuti kemoterapi di Rumah Sakit Ken Saras yang berada di Ungaran, Semarang. Rumah sakit ini cukup luas dan besar. Mungkin yang agak mengagetkan saat pertama kali masuk adalah adanya kaca sebagai pijakan kaki diatas semacam jalur akuarium bagi ikan-ikan. Tapi yang ini tidak terlalu lebar, hanya pijakan kecil saja, hehe..
Panorama Sunrise
Light through the Leaves
Menurut saya, rumah sakit ini terletak di pinggiran kota, karena lokasinya yang diapit oleh sawah-sawah yang luas. Daerah ini sangat sejuk di malam hari, namun jika siang dipenuhi matahari tanpa awan, maka panasnya bukan main. Namun, mungkin disini adalah salah satu spot terbaik untuk melihat sunrise ataupun sunset, meskipun tidak berada di bukit ataupun gunung. Sunrise disini, mataharinya dapat terlihat dengan jelas, seperti telur mata sapi yang bulat membara, memberikan panorama oranye, merah dan kuning yang mulai melawan hitam kebiruan langit fajar.
Sedikit cuplikan kawasan sawah
Adanya kaktus yang mulai tumbuh :D
Saya pun berkeliling di sawah-sawah yang terletak di samping rumah sakit. Berjalan tidak terlalu jauh, sawah-sawah ini sangaat luas. Dipenuhi dengan berbagai tanaman, bahkan saya menemukan semacam kaktus yang tumbuh di sekitar sawah ini. Entah bagaimana kaktus itu berada di sawah ini, namun ini cukup mengambil perhatian saya. Sepertinya selain padi, sawah ini memproduksi tanaman kapas yang banyak tumbuh disini. Dipenuhi dengan semacam bunga dandelion, sepertinya sawah pun memiliki nilai estetikanya tersendiri.
Panorama Sunset :)
Another Sunset Drama :D
Pegunungan, atau mungkin perbukitan, dapat terlihat sangat jelas disini, dari jalan maupun jendela kamar yang berada di lantai tiga saat itu. Saat sunset, pegunungan itu terlihat sangat indah, terutama saat matahari berada diatas sebuah bukit.Keindahan sunset ini dapat dinikmati tanpa harus mendaki gunung tersebut. Sungguh beruntung saya, memiliki waktu untuk bermain ke Ungaran.
A Dandelion? Wkwk..
Beautiful Small Flowers
Dari hal ini, saya banyak belajar bahwa keindahan alam itu tak sebatas melihat sunset atau sunrise dari bukit/gunung. Alam, memiliki cara sendiri untuk menyatakan keindahan bentuk mereka. Ingin melihat lebih lanjut? Simak foto-foto di bawah ini, and see you in the next story!
Some kind of Purple Flower
Looks like Cotton,wkwk..
Some kind of leaves, hehe..
All Pictures in this post are hereby made by me