Disable Copying

Find it in Pantai Menganti!

A beach paradise full of unknown wonders :)

Waduk Mrica

Great photos, great pictures, great moments :)

@Banyumas

Look down there, there might be lives living in peace :)

Candi Prambanan

Indonesia's exclusive paradise for archeological adventures.

6th Sainsation

An exciting English Debate Competition in UNSOED Engineering Faculty!

Friday, October 25, 2019

Kisah Nabi Adam berdasarkan Al-Qur’an 1


Theory of Evolution of Man
Sumber Gambar dari Google
Kisah Nabi Adam adalah kisah yang paling umum kita jumpai dalam tiap agama. Adam disebut sebagai manusia pertama yang berada di bumi, memberikan keturunan yang meliputi berbagai suku dan bangsa. Masih terdapat berbagai perdebatan mengenai kebenaran kisah Nabi Adam, juga terdapat beberapa versi berbeda dari sebagian kitab samawi. Apa kebenaran kisah ini? Apa kisah ini sesuai dengan ilmu pengetahuan yang kita miliki saat ini? Untuk itu, saya akan menelaah ayat-ayat Al-Qur’an yang berhubungan dengan Nabi Adam.

1.      Awal Mula Manusia di Surga
“Dan ketika Tuhanmu mengatakan kepada para malaikat “Sungguh, Aku akan membuat di bumi seorang khalifah.” Mereka berkata “Apakah Engkau akan menaruh didalamnya sesuatu yang membuat kehancuran didalamnya dan menumpahkan darah, sementara kami memuji-Mu dan mensucikan-Mu?” Allah mengatakan “Sungguh, Aku mengetahui hal yang kamu tidak ketahui.”

Dan Dia mengajarkan Adam nama-nama semuanya. Kemudian Dia menunjukkannya kepada para malaikat dan mengatakan “Beritahukanlah kepada-Ku nama-nama ini, jika kamu berkata jujur (benar).”

Mereka mengatakan “Pujian kepada-Mu; kami tidak memiliki pengetahuan kecuali dari apa yang telah Engkau ajarkan pada kami. Sungguh, Engkaulah yang Maha Mengetahui, Maha Bijaksana.”
Dia mengatakan “Wahai Adam, beritahukan kepada mereka nama-nama ini.” Dan ketika ia telah memberitahukan nama-nama itu, Dia mengatakan “Bukankah sudah aku katakan kepadamu bahwa Aku mengetahui yang ghaib (tidak terlihat) dari langit dan bumi? Dan Aku mengetahui apa yang telah kamu perlihatkan dan yang telah kamu sembunyikan?”

Dan ketika Kami mengatakan kepada para malaikat “Bersujudlah kepada Adam”; maka mereka bersujud, kecuali Iblis. Dia menolak dan sombong dan menjadi yang tidak percaya.

Dan Kami mengatakan “Wahai Adam, tinggallah, kamu dan istrimu, di Surga dan makan darinya dalam berlimpah dari manapun yang kamu inginkan. Tetapi jangan mendekati pohon ini atau kamu akan termasuk ke dalam yang berbuat salah.”

Tetapi Syaitan membuat mereka keluar darinya dan mengeluarkan mereka dari apa mereka dahulu. Dan Kami mengatakan “Turunlah, sebagai musuh satu sama lain, dan kamu akan memiliki di dalam bumi sebuah tempat tinggal dan persediaan untuk suatu waktu.”

Kemudian Adam menerima dari Tuhannya kata-kata, dan Dia menerima taubatnya. Sungguh,  Dia adalah yang Maha Menerima Taubat, yang Maha Pengampun.

Kami mengatakan “Turunlah darinya, kalian semuanya. Dan ketika petunjuk datang kepadamu dari-Ku, siapapun yang mengikuti petunjuk-Ku – tidak akan ada rasa takut atas mereka, ataupun mereka akan bersedih.   

Dan mereka yang tidak percaya dan menolak tanda-tanda Kami – merekalah yang akan menjadi teman-teman dari Api; mereka akan tinggal didalamnya selama-lamanya.”
(Q.S Al-Baqarah ayat 30-39)

Ayat-ayat diatas memberikan cerita yang cukup panjang, namun untuk mempermudah memahaminya, saya akan membaginya menjadi beberapa bagian:

1. Saat Allah menyatakan kepada para malaikat bahwa Dia ingin menjadikan manusia sebagai “khalifah” di bumi, para malaikat mempertanyakan keputusan ini dengan bertanya “Apakah Engkau akan menjadikan di bumi itu sesuatu yang membuat kehancuran dan pertumpahan darah?” Disaat bersamaan, mereka membandingkan manusia dengan diri mereka sendiri dengan mengatakan “Sementara Kami memuji-Mu dan mensucikan-Mu?” Pesan tersirat yang terkandung dalam ayat ini adalah bahwa malaikat merasa diri mereka lebih baik untuk menjadi Khalifah di bumi daripada manusia. Selain itu, malaikat sudah mengetahui sikap, perbuatan, dan watak manusia, sehingga sangat mungkin.. jika sebelumnya Allah telah menciptakan manusia sebelum Adam. Dan dari percakapan ini, kita bisa tahu bahwa malaikat adalah makhluk yang dapat berpikir, dapat menyatakan pendapat dan memiliki kebebasan, sama seperti kita dan makhluk lainnya.

2. Setelah para malaikat menyampaikan pertanyaan mereka, Allah mengatakan “Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” Kemudian Allah mengajarkan nama-nama kepada Adam dan menguji para malaikat dengan bertanya “Katakanlah padaku nama-nama ini, jika kamu berbicara benar (jujur).” Namun tidak ada malaikat yang mengetahui nama-nama itu, maka Allah memerintahkan kepada Adam untuk memberitahu mereka nama-nama itu. Kejadian ini untuk membuktikan kepada para malaikat bahwa ada hal-hal yang tidak mereka ketahui, namun diketahui oleh manusia. Sedangkan untuk nama-nama yang telah dipelajari oleh Adam dari Allah, ada dua kemungkinan; yang pertama ialah nama-nama tersebut sebelumnya telah ada di alam semesta, namun para malaikat belum diajarkan mengenainya. Yang kedua adalah bahwa nama-nama tersebut adalah hal-hal baru yang ada di alam semesta. Dalam hal ini, kemungkinan kedua memiliki kemungkinan lebih besar. Hal ini karena perbedaan mendasar antara manusia dengan makhluk lainnya adalah manusia memiliki kemampuan untuk “menciptakan” (invent) hal-hal baru. Bukti utamanya adalah perkembangan teknologi saat ini; yang mungkin tidak bisa dibayangkan pembuatannya 300 tahun sebelumnya.

3. Setelah itu Allah mengatakan “Bukankah Aku sudah katakan padamu bahwa Aku mengetahui yang ghaib dari langit dan bumi? Dan Aku mengetahui yang kamu perlihatkan dan kamu sembunyikan? Pertanyaan ini diberikan karena Allah mengetahui apa yang disembunyikan oleh “sebagian malaikat”. Hal ini kemudian terbuktikan dengan ujian berikutnya, dimana Allah memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepada Adam. Dan semua malaikat bersujud, kecuali Iblis. Dia menolak dan sombong dan menjadi yang tidak percaya. Dari cerita ini, kita mengetahui bahwa sebenarnya Iblis berasal dari golongan malaikat. Dan sikap Iblis yang menolak dan sombong mengukuhkan pendapat sebelumnya bahwa malaikat memiliki kebebasan berpikir dan membuat keputusan dan juga, malaikat memiliki sifat mereka sendiri, sama seperti manusia. Terakhir, yang paling menarik adalah bagaimana Iblis termasuk dari mereka yang tidak percaya; dalam hal ini mungkin Iblis tidak percaya bahwa manusia adalah makhluk yang setara dengan mereka (malaikat).

4. Kemudian Adam dan istrinya dipersilakan untuk tinggal di Surga. Mereka diberikan kebebasan untuk memakan darimanapun yang mereka inginkan, kecuali dari satu pohon. Tetapi Syaitan membuat mereka keluar dari Surga dan mengeluarkan mereka dari keadaan mereka dahulu. Kisah ini memiliki bagian menarik, dimana Allah memberikan kebebasan yang luas namun hanya memberikan satu peraturan/larangan, namun manusia telah melanggar larangan tersebut. Ini membuktikan bahwa walaupun hanya ada satu peraturan/larangan, manusia pasti akan melanggarnya. Walaupun kita beralasan bahwa ia adalah salah syaitan namun syaitan hanya menggoda dan yang melakukan perbuatan tersebut adalah manusia, maka alasan tersebut tidak bisa diterima. Hal menarik yang kedua adalah bagaimana Syaitan bisa masuk ke dalam Surga untuk menggoda Adam dan istrinya. Siapakah Syaitan itu? Mungkin akan kita ketahui dalam ayat-ayat berikutnya.

5. Setelah Adam dan istrinya dikeluarkan dari Surga, mereka diperintahkan untuk turun darinya dan pergi ke Bumi. Yang menarik adalah pembukaan dari perintah ini: “Turunlah, sebagai musuh satu sama lain”, yang mengisyaratkan bahwa manusia pasti akan saling bermusuhan. Kemudian adalah jaminan bagi manusia bahwa di bumi mereka akan diberi tempat tinggal dan persediaan untuk suatu waktu.

6. Sebelum turun ke bumi, Adam menerima kata-kata dari Tuhannya dan Allah menerima taubatnya. Disini jelas bahwa Adam diajarkan  kata-kata untuk bertaubat yang kemudian diterima oleh Allah.

7. Hal terakhir sebelum turun ke Bumi, ialah pesan yang berisi peraturan, bahwa Allah akan menurunkan petunjuk kepada manusia dan siapapun yang mengikuti petunjuk tersebut tidak akan merasa takut atau sedih sedangkan yang tidak percaya dan menolak tanda-tanda Allah akan menjadi teman dari Api dan tinggal didalamnya selama-lamanya. Disini mungkin kita akan menanyakan petunjuk apa yang Allah beri atau bagaimana melihat tanda-tanda Allah. Mulai dari sini juga kita mengetahui mengenai adanya Surga dan Neraka dan ketentuan untuk memasuki salah satunya adalah untuk percaya atau tidak percaya terhadap petunjuk dan tanda-tanda yang Allah beri. Maka dari itu, semua ini tergantung dari pilihan manusia masing-masing.

8. Dari cerita diatas, kita dapat mengerti kejadian dari penciptaan Adam hingga ia turun ke bumi. Saya sendiri banyak memiliki pertanyaan mengenai kisah ini. Misalnya, jika memang manusia ingin dijadikan khalifah di bumi, mengapa ia diciptakan di langit dan dibiarkan tinggal di Surga terlebih dahulu? Seandainya Iblis tidak bersikap sombong dan tidak melawan perintah Tuhan, apakah alur ceritanya masih akan sama? Jika setiap makhluk memiliki kebebasan berpikir dan membuat keputusan, maka bagaimana Tuhan dapat mengetahui semua itu dan memprediksi semua alur yang mungkin terjadi? Bagaimana manusia diturunkan ke bumi dari Surga? Ada pertanyaan yang mungkin kita bisa temukan jawabannya dan ada juga pertanyaan yang mungkin saat ini belum bisa kita temukan jawabannya kecuali dengan bertanya langsung pada Tuhan. Namun yang jelas, kisah ini menjadi pelajaran bagi kita, sebagai masa awal manusia hidup di bumi.


Thursday, October 17, 2019

Pendahuluan dalam Islam

Al-Qur'an (Google Image)
Seperti yang kita semua ketahui, Islam pada masa ini terbagi-bagi menjadi berbagai aliran. Tumbuhnya aliran-aliran disebabkan oleh banyaknya kitab tafsir yang diikuti orang pada umumnya. Yang dimaksud kitab tafsir disini bisa berupa tafsiran ayat-ayat Quran maupun tafsiran dalam pembukuan hadist-hadist. Pada dasarnya, tidak ada salahnya mempelajari kitab-kitab tersebut jika hanya sekedar untuk mencari ilmu. Namun sesuatu hanya bisa disebut sebagai ilmu jika ia mengandung kebenaran, sedangkan kebanyakan dari kitab-kitab tafsir itu merupakan hasil pendapat seseorang yang bisa jadi salah.

Kelemahan dari umat Islam saat ini adalah kurangnya mereka dalam mendalami kitab agama mereka sendiri dengan alasan mereka membutuhkan acuan. Karena itu, jika hal yang mereka utarakan tidak sesuai dengan pendapat para ahli fiqih, ahli hadist, dan imam-imam terdahulu, maka mereka bisa dibilang telah berbuat kesesatan. Padahal diantara ahli-ahli tersebut, jikalau dihadapkan pada suatu persoalan, selalu ada pro dan kontra, sehingga tidak selesailah persoalan tersebut. Terdapat banyak area abu-abu dalam pelajaran hadist dan tafsir Qur’an; sehingga aku akan membawa umat untuk kembali pada sumber semua hukum yaitu Al-Qur’an.

Sebagai landasan dalam penulisan ini, aku hanya akan mengikuti sesuai ayat-ayat dalam Qur’an; sesuai dengan Surah Al-Imran ayat 7:
“Dia-lah yang menurunkan kepadamu, Buku; didalamnya terdapat ayat-ayat jelas – merekalah dasar dari Buku – dan lainnya tidak jelas. Sedangkan mereka yang dalam hatinya terdapat kesesatan, mereka akan mengikuti (ayat) yang tidak jelas; mencari pertentangan dan mencari tafsiran. Dan tidak ada yang mengetahui tafsiran tersebut kecuali Allah. Tapi mereka yang kuat dalam ilmu berkata “Kami percaya kepadanya. Semuanya berasal dari Tuhan kami.” Dan tidak ada yang akan teringat kecuali mereka yang memahami.”

Sedangkan banyak ayat lain yang menyatakan bahwa Al-Qur’an adalah kitab yang jelas, seperti:
“Ini adalah pernyataan yang jelas untuk manusia dan petunjuk dan instruksi (perintah, pengajaran, peraturan) untuk mereka yang sadar akan Allah.”  (Q.S Al-Imran ayat 138)

“Begitulah Kami membeda-bedakan ayat-ayat sehingga orang-orang yang tidak percaya akan berkata “Kamu telah belajar,” dan agar Kami membuat Qur’an jelas untuk orang-orang yang mengetahui.” (Q.S Al-An’aam ayat 105)

“Alim Laam Raa. Ini adalah ayat-ayat dari Buku yang jelas.” (Q.S Yusuf ayat 1)

“Alif Laam Raa. Ini adalah ayat-ayat dari Buku dan Qur’an yang jelas.” (Q.S Al-Hijr ayat 1)

Dari ayat-ayat diatas, kita bisa menyimpulkan bahwa Qur’an adalah kitab yang jelas, meski terdapat ayat-ayat yang tidak jelas sekalipun. Tetapi, walau kamu tidak mengerti maksud dari ayat-ayat yang tidak jelas itu, kamu akan tetap mempercayainya jika kamu termasuk orang-orang yang percaya. Maka dari itu, aku akan menulis catatan berdasarkan ayat-ayat dalam Qur’an karena pada hakikatnya, Qur’an dan seluruh ayatnya itu jelas. Disini, aku tidak akan mengambil tafsiran dari orang lain, tidak akan menulis hal-hal yang tidak aku tahu dan sebisa mungkin akan mencatat sesuai dengan terjemahan aslinya.

Dan semoga yang membaca catatan ini, tidak berbuat seperti yang tertulis dalam Q.S Yunus ayat 39:
“Namun, mereka telah menolak (hal) yang tidak mereka liputi dalam ilmu dan tafsiran yang belum datang kepada mereka. Begitulah orang-orang sebelum mereka menolak. Maka perhatikanlah bagaimana akhir dari orang-orang yang berbuat salah.”

Dalam hal ini, aku akan memberi contoh. Aku yakin semua orang tahu kisah bagaimana Fir’aun pada masa Musa ditenggelamkan dan tubuhnya di selamatkan Allah dari terkubur di laut, seperti yang dikisahkan dalam Surah Yunus ayat 90-92:

“Dan Kami mengambil Bani Israel melewati laut dan Fir’aun dan pasukannya mengejar mereka dalam kekuasaan (zalim) dan permusuhan sampai, saat penenggelaman menyelimuti dia, dia berkata “Aku percaya bahwa tidak ada Tuhan kecuali yang dipercayai oleh Bani Israel dan aku termasuk dari yang berserah diri (Muslim).

Sekarang? Dan kamu telah tidak menaati (melanggar) sebelumnya dan termasuk dari yang membuat kerusakan?

Maka hari ini Kami akan menyelamatkan tubuhmu agar kamu dapat menjadi, untuk orang-orang yang mewarisimu, sebuah tanda. Dan sungguh, banyak diantara manusia, mengenai tanda-tanda Kami, tidak peduli.”

Mumi dari Rameses II

Kebenaran mengenai ayat-ayat diatas hanya dapat ditelaah kebenarannya pada saat penemuan jasad Fir’aun yang ditemukan tahun 1881 (Mumi dari Rameses II) dan tahun 1898 (Mumi dari Merneptah, pewaris Ramses II). Sedangkan sebelum penemuan mumi raja-raja tersebut, bisakah kalian bayangkan bagaimana orang-orang yang memiliki penyakit hati menafsirkan ayat-ayat ini? Bahkan pada masa Imam Al-Ghazali hidup, terdapat banyak sekali orang yang mengaku ulama’ dan ustadz yang membuat-buat penafsiran yang menyesatkan. Contohnya adalah tongkat Musa di tafsirkan sebagai kebijaksanaan dan kewibawaan Musa, yang mereka artikan bahwa Musa disini tidak benar-benar membawa tongkat, namun hanya sebagai perumpamaan. Itulah yang membuat Imam Al-Ghazali menyusun Kitab Ihya’ Ulumuddin yang menjadi karya besar hingga saat ini. Maka dari itu janganlah kalian menolak ilmu yang belum kalian kuasai dan tafsiran yang belum datang kepada kalian agar kalian tidak termasuk menjadi orang-orang yang salah. 

Sedangkan mengenai hadist; banyak diantaranya terkumpul, hilang dan diubah pada masa kegelapan Islam, dimana kekhalifahan Islam runtuh. Para imam terdahulu telah berusaha mengumpulkan semua hadist yang ada dan membukukannya. Namun, maraknya hadist-hadist palsu di kalangan umat pada masa itu menimbulkan kesesatan baru, sehingga umat Islam telah terbecah-belah dalam berbagai golongan seperti yang kita lihat saat ini. Kelemahan fatal dari hadist adalah tidak bisa dibuktikan kebenarannya; lewat validasi maupun verifikasi (karena Nabi Muhammad SAW telah tiada).

Sebuah hadist tidak bisa dibuktikan kebenarannya, pun tidak bisa dibuktikan bahwa ia salah. Maka dari itu terciptalah sebuah sistem hadist yang bisa dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu hadist shahih (kuat) dan hadist dhaif (lemah). Bahkan untuk hadist yang sama, para ulama’ bisa jadi menempatkan hadist tersebut dalam golongan yang berbeda. Selain itu, permasalahan hadist juga adalah adanya pertentangan yang bertolak belakang; sesama hadist maupun dengan ayat Al-Qur’an. Sebagai contoh, ada hadist-hadist yang mendukung pembukuan Al-Qur’an dan ada juga hadist-hadist yang menolak pembukuan Al-Qur’an.  

Pada masa kegelapan Islam sangat mudah untuk membuat hadist palsu terutama karena tidak adanya pengawasan dan juga karena adanya ustadz atau ulama’ yang ingin membuat keuntungan pribadi. Jikalau kalian hafal runtutan perawi dan sanad dari sebuah hadist, maka kalian bisa membuat hadist palsu dengan mudah. Maka dari itu yang paling penting dalam membedakan itu hadist palsu atau bukan adalah dari isinya. Dari hal ini, saya mengikuti ulama’ terdahulu yang berpendapat:

“Jika suatu hadist tidak sesuai dengan Al-Qur’an, maka dia akan mati secara mat’n (isi), walaupun ia hadist shahih sekalipun. Sebaliknya, jika hadist itu sesuai dengan Al-Qur’an, maka dia akan menjadi lebih kuat, walaupun ia hadist dhaif sekalipun.”

Sekiranya begitu saya sampaikan, rangkaian penulisan catatan ini akan mengikuti dasar-dasar yang telah saya sebutkan diatas. Semoga kita semua mendapat rahmat dan petunjuk dari Allah.

Saturday, October 5, 2019

Surat untuk Ibu



Ibu adalah sosok yang paling kuat dalam hidupku. Walau berbagai masalah datang, dia yang paling bekerja keras. Ibu juga sangat sayang dengan anak-anaknya; bahkan berani mengambil resiko untuk mengasuh tiga anaknya sendirian saat bercerai dengan Bapak. Keyakinan yang kuat, pekerja keras, cerdas dan penyayang.. mungkin adalah empat kata yang cukup mewakili pribadi Ibu.

Ibu, banyak hal yang telah Ibu lalui. Banyak kejadian; kebahagiaan maupun kesedihan.. yang telah ibu rasa. Mungkin bagi orangtua, rasa sakit paling besar adalah ketika anak yang paling kita sayang malah membentak. Atau ketika kita, sebagai orangtua, melakukan kesalahan dan membuat anak kita marah atau kecewa, dimana kekecewaan anak itu lebih menyakiti kita. Akupun juga memiliki masa-masa dimana aku adalah anak yang paling melawan saat itu.. dan tiap kali aku mengingatnya, selalu ada rasa malu dan penyesalan dalam hati.

Ada masa-masa dimana aku marah dengan ibu, untuk hal sepele dan hal yang besar. Ada masa-masa dimana kita sering berdebat mengenai agama dan kita tidak kunjung menemukan kesepakatan dalam perdebatan itu. Namun dibalik semua itu, selalu ada rasa sayang dan rindu ketika kita sudah saling berjauhan.

Ibu, anakmu ini tidak memiliki prestasi hebat. Anakmu ini hanyalah seseorang dengan bakat biasa dan keahlian yang terbatas, tidak seperti adik-adikku yang jauh lebih berbakat dan hebat. Tapi percayalah walau aku seperti ini, aku telah mendapatkan sesuatu yang lebih baik dari Tuhan. Dan percayalah, jika suatu saat nanti Ibu sudah tua dan anak-anakmu pergi berkelana, akulah yang akan menemani Ibu nanti. Biarlah adik-adikku yang mengubah dunia di luar sana.


Aku mungkin bukan anak yang sepenuhnya baik. Ada saat-saat dimana aku merepotkan, menyebalkan dan melawan. Aku harap di luar sana, tidak banyak anak yang bersikap sepertiku ini. Hormatilah orangtua, mereka yang mengasuhmu saat kamu kecil dan tidak berdaya dahulu. Aku juga memperhatikan, kebanyakan orang pada masa ini malah lebih tega kepada orang yang dia sayang ketimbang orang yang tidak mereka kenal. Jika suatu saat kalian seperti itu dan sudah cukup dewasa untuk menyadari kesalahan; maka berubahlah. Tidak ada kata terlambat untuk berubah, kecuali maut sudah mendatangi kalian. Jika kalian sulit untuk berubah, maka jangan pernah menyayangi siapapun dan anggap setiap orang sebagai orang asing; agar kalian berlaku sopan dan tidak menyakiti mereka. Namun jika hati kalian kotor dan tertutup, maka nasihat ini tidak akan berguna untuk kalian.

Dan cucilah kaki ibumu, paling tidak sekali seumur hidup. Niat dan lakukanlah dengan sungguh-sungguh karena itu adalah perbuatan yang sakral. Aku masih ingat dulu saat pertama kali melakukannya, aku sedikit malu dan gugup. Namun sekarang aku bersyukur karena telah melakukannya. Percayalah, kalian akan bangga dengan menghormati orangtuamu dan orangtuamu pun akan bangga memiliki anak yang mengasuh mereka di hari tua. Namun jika orangtua kalian menyuruh kepada berbuat kejahatan, tindakan asusila dan menyembah selain Allah, maka kalian diperbolehkan untuk melawan. Tolaklah mereka dengan cara yang baik dan jika kalian terusir, maka ingatlah bahwa bumi ini luas dan rezeki Allah itu berlimpah.