Disable Copying

Find it in Pantai Menganti!

A beach paradise full of unknown wonders :)

Waduk Mrica

Great photos, great pictures, great moments :)

@Banyumas

Look down there, there might be lives living in peace :)

Candi Prambanan

Indonesia's exclusive paradise for archeological adventures.

6th Sainsation

An exciting English Debate Competition in UNSOED Engineering Faculty!

Friday, August 2, 2019

Warisan


Telah diberitahukan kepada saya bahwa tidak akan ada yang percaya lagi padamu dan umur pun telah ditentukan, maka saya akan mewariskan sebagian ilmu yang ada pada saya. Jikalau nanti ada yang membaca dan bisa memahami pesan dan ilmu ini, maka apa yang kamu dapatkan itu untukmu. Sedangkan jika ia tidak dapat memahami, maka sebagian hatinya masih dinodai oleh dosa, maka hendaklah ia menyucikan dirinya, bertaubat dan bersedekah.

Allah telah mengabarkan dalam Qur’an, bahwa sebelum Dia menghancurkan suatu negeri, maka ia akan mengirimkan seorang pemberi peringatan. Tiap nabi adalah pemberi peringatan, namun nabi terakhir kita adalah Rasulullah Muhammad SAW, yang telah tiada. Lantas apakah dengan tiadanya nabi, kiriman seorang pemberi peringatan berhenti sedangkan negeri-negeri terus berkembang di dunia ini? Tidak, karena seorang pemberi peringatan akan tetap dikirimkan sesuai janji Allah, yaitu para ulama yang membacakan ayat-ayat Allah. Para ulama adalah pewaris nabi, maka sudah sepantasnya ia mengikuti sifat, perlakuan dan kata-kata para nabi. Jika ia tidak mengikuti para nabi, maka ia tidak pantas disebut sebagai ulama. Dan untuk masa ini, saya adalah pemberi peringatan bagi penduduk tanah jawa.

Disini saya juga akan memberitahukan mengenai tulisan Jayabaya; Ksatria Piningit yang mereka tunggu. Bahwa telah datang kepada mereka, seorang pemberi peringatan, namun mereka mendustakannya; karena mereka lupa dan buta. Ksatria Piningit itu seakan sembunyi bukan karena ia tidak ingin dilihat, namun karena orang-orang Jawa telah buta, sehingga mereka tidak dapat melihat bahwa ada dewa di depan mereka. Tidak, bahkan mereka tidak tahu apa maksud dari kata “dewa” itu sendiri, karena mereka mencampurkan tafsir dengan kitab agama lain. Padahal seorang dewa adalah mereka yang berbicara kebenaran dan kata-kata mereka menjadi benar, maka bagaimanakah mereka bisa lupa? Ini karena mereka hanya membaca bagian akhir dari Kitab Jayabaya, bukan seluruh kitabnya, maka ilmu yang ada pada mereka tidak utuh dan mereka membuat dugaan-dugaan tentang hal yang mereka tidak ketahui. Dan saya adalah yang paling dekat dengan ciri Ksatria Piningit itu karena saya menguasai Trisula Wedha. Dan dengan ini, tuntas sudah janji Allah untuk keturunan Nuh yang mewarisi seluruh kepulauan.

Setelah saya, tidak akan diturunkan lagi untuk orang Jawa seorang pemberi peringatan, maka siapapun yang mendapatkan manfaat dari ini, maka itu untuk dirinya sendiri. Tulisan ini adalah sebuah warisan, untuk siapapun di masa depan, jika kalian dapat memahaminya, maka ia akan menjadi pewarisku, meneruskan perjuangan di jalan Allah, di jalan sang Hyang.